Fakta Tentang Pita Merah HIV/AIDS

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrPOfl3Jl145D0TQfr5QqoTMwv9VsW533RFBstRfqUIcbvXxUlRj4MbWFp5Gq0xNOORQHr_4z22ZGQ-PvOXziRrNzpum2zdmUZ-Z7JmRlvxq2zvzZEAE3Ss1WIlGmz1lHsWUIWi-54C7A/s320/347px-World_Aids_Day_Ribbon.png
Dalam berbagai kegiatan dan organisasi yang berhubungan dengan HIV/AIDS, pita merah menjadi simbol yang lazim digunakan. Apa arti simbol ini dan bagaimana awal penggunaannya?
Pada 1991, sekelompok seniman peduli AIDS yang tergabung dalam Visual Aids ingin melakukan sesuatu untuk menghimpun solidaritas bagi para penderita HIV/AIDS. Mereka terinspirasi oleh tentara AS yang menunjukkan dukungan terhadap rekan-rekan tewas dalam Perang Teluk dengan mengenakan pita berwarna kuning. Mereka memutuskan melakukan hal yang sama dengan warna berbeda.
Setelah berembuk, mereka memilih warna merah. Alasannya, merah adalah warna darah, tempat virus HIV berkembang. Selain itu, merah sering dianggap mewakili gairah. AIDS adalah penyakit mematikan, sehingga untuk menunjukkan solidaritas diperlukan simbol yang meningkatkan gairah hidup.
Sedangkan bentuk pita dipilih karena dianggap cukup sederhana dan mudah dibuat. Para seniman Visual Aids itu memiliki kontak dengan orang di Broadway yang akan menggelar acara penghargaan Tony Awards. Mereka membuat 3.000 pita merah dan mengirimkannya ke lokasi penghargaan. Aktor bernama Jeremy Irons pun muncul di televisi dengan menyematkan pita merah ini di dadanya saat menghadiri acara penghargaan tersebut. Sejak saat itulah, pita merah populer dan lebih dikenal sebagai simbol solidaritas terhadap HIV/AIDS.
Pita merah juga berarti solidaritas terhadap penderita penyakit jantung dan stroke.
sumber

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Majalah Bugil Indonesia Jaman Dulu